Hasto Jelaskan Minimnya Baliho Ganjar-Mahfud: “Kami Tidak Tahu Dari Mana Dana Lainnya”

Kawan, apa kamu sudah melihat banyak spanduk dan baliho Ganjar-Mahfud yang dipasang di kota tempat tinggalmu? Jika belum, jangan khawatir. Menurut Hasto Kristiyanto, Sekretaris Tim Nasional Pemenangan atau TPN Capres dan Cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, kita tidak perlu cemas jika pemasangan baliho tidak semasif pasangan calon lain.

Hasto Jelaskan Kurangnya Balibo Ganjar-Mahfud: “Kami Tidak Tahu Dana Lainnya Dari Mana”

Hasto Mengulas Minimnya Balibo Ganjar-Mahfud: “Kita Tidak Tahu Dana Darimana”

Sebagai Sekretaris Tim Nasional Pemenangan (TPN) Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, Hasto Kristiyanto meminta kadernya untuk tidak khawatir jika pemasangan balibo tidak semasif pasangan calon lain.

Hasto menegaskan bahwa balibo Ganjar-Mahfud digantikan dengan kartu identitas, karena mereka membawa program Kartu Tanda Penduduk (KTP) Satu Data Terpadu.

“Di sana, truk memasang balibo dan kita tidak tahu siapa yang memasang dan dari mana dana-dana itu berasal,” ujar Hasto.

Menurut Hasto, dana kampanye Ganjar-Mahfud berasal dari sumbangan para relawan dan donatur. Mereka tidak menerima dana dari pihak yang tidak jelas. Hasto juga menjelaskan bahwa Ganjar-Mahfud lebih memilih menggunakan dana untuk kegiatan yang lebih bermanfaat seperti bantuan sosial, pendidikan dan lainnya.

“Kita ingin menunjukkan ke masyarakat bahwa kami benar-benar memperjuangkan kesejahteraan rakyat, bukan hanya omong kosong saja di atas panggung atau di balibo,” kata Hasto.

Dengan penjelasan ini, Hasto berharap masyarakat dapat memahami mengapa balibo Ganjar-Mahfud tidak semasif pasangan calon lain. Menurut Hasto, yang terpenting adalah memperjuangkan kepentingan rakyat, bukan hanya mengejar popularity melalui balibo.

Balibo Ganjar-Mahfud Lebih Sedikit Daripada Pasangan Lain

Ganjar-Mahfud memang tampak lebih sedikit baliho-nya dibandingkan pasangan lain. Menurut Hasto, ini karena dana kampanye Ganjar-Mahfud berasal dari sumbangan sukarela, bukan dari sumber yang tak jelas.

“Di sana, truk memasang baliho dan kami tidak tahu siapa yang memasangnya dan dari mana dana berasal,” kata Hasto. Sebaliknya, kampanye Ganjar-Mahfud didanai oleh relawan dan simpatisan. Mereka menyumbang secara sukarela sesuai kemampuan masing-masing.

Sakti Sebagai Baliho

Menurut Hasto, KTP Sakti justru menjadi baliho terbaik untuk Ganjar-Mahfud. Program KTP Sakti adalah program kartu identitas elektronik terpadu satu data yang dicanangkan Ganjar selama menjadi Gubernur Jawa Tengah.

“Kami punya KTP Sakti, itu baliho kita. Ribuan orang di Jateng sudah dapat KTP Sakti berkat kepemimpinan Ganjar,” kata Hasto. Menurutnya, program KTP Sakti jauh lebih bermanfaat dibandingkan baliho.

Dengan demikian, Hasto meminta kader dan relawan Ganjar-Mahfud untuk tidak khawatir dengan minimnya baliho. Menurutnya, dukungan masyarakat Jateng sudah cukup untuk memenangkan Ganjar-Mahfud di pemilu mendatang. Program-program Ganjar selama menjadi Gubernur Jateng sudah menjadi bukti nyata kepeduliannya pada rakyat.

Hasto: Lebih Baik Sedikit Dari Korupsi?

Hasto mungkin berpendapat bahwa praktik korupsi sedikit lebih baik daripada tindakan yang dilakukan lawan-lawannya dalam pemilihan presiden. Dia mengatakan bahwa tim sukses Ganjar-Mahfud tidak tahu dari mana asal dana untuk pemasangan baliho dan spanduk kampanye pasangan lawan.

Hasto: Praktik yang Tidak Jelas Sumber Dananya

Hasto Kristiyanto, Sekretaris Tim Nasional Pemenangan (TPN) Capres dan Cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, meminta kadernya agar tidak khawatir jika pemasangan baliho tidak semasif pasangan calon lainnya.

Hasto menegaskan bahwa baliho Ganjar-Mahfud digantikan dengan kartu tanda penduduk, karena mereka membawa program Satu Kartu Indonesia Sehat Terintegrasi (Sakti).

“Di sana, truk memasang baliho dan kami tidak tahu siapa yang memasang dan dari mana asal dana,” ujar Hasto.

Dalam hal ini, Hasto seolah menyindir lawan politik Ganjar-Mahfud yang diduga melakukan praktik korupsi dalam kampanye. Apakah benar demikian, perlu diteliti lebih lanjut. Namun, pernyataan Hasto ini setidaknya menimbulkan pertanyaan mengenai transparansi dalam pendanaan kampanye pasangan lawan Ganjar-Mahfud.

Transparansi dalam pendanaan kampanye sangat penting untuk mencegah korupsi dan menjaga integritas pemilu. Jika benar ada indikasi penggunaan dana yang tidak jelas sumbernya dalam kampanye lawan Ganjar-Mahfud, hal ini tentu saja sangat memprihatinkan. Praktik semacam ini dapat merusak kepercayaan publik terhadap proses demokrasi.

Program Sakti Menggantikan Balibo Bagi Ganjar-Mahfud

Hasto menegaskan bahwa baliho Ganjar-Mahfud digantikan dengan kartu ID, karena mereka membawa program Kartu Tanda Penduduk Terintegrasi Satu (Sakti).

“Di sana, truk memasang baliho dan kami tidak tahu siapa yang memasangnya dan dari mana dana berasal,” ujar Hasto.

Program Sakti menggantikan baliho untuk Ganjar-Mahfud. Dengan program Sakti, masyarakat dapat mengakses layanan publik dengan mudah. Sakti berisi data kependudukan dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti pembuatan SIM, paspor, BPJS, hingga pembayaran pajak.

Ganjar-Mahfud percaya bahwa dengan adanya Sakti, masyarakat dapat menghemat waktu dan biaya. Mereka tidak perlu mondar-mandir ke instansi pemerintahan untuk mengurus berbagai keperluan. Cukup dengan menunjukkan Sakti, semua urusan dapat diselesaikan.

Ganjar-Mahfud berharap Sakti dapat mewujudkan pelayanan publik yang cepat, tepat, akurat, dan akuntabel. Dengan demikian, masyarakat semakin percaya pada pemerintah dan dapat fokus meningkatkan produktivitas.

Hasto meminta kader untuk terus mensosialisasikan program Sakti kepada masyarakat. “Jangan khawatir dengan minimnya baliho. Program Sakti jauh lebih bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Melalui Sakti, Ganjar-Mahfud berupaya mewujudkan pemerintahan yang bersih, efektif, dan dekat dengan rakyat. Mereka yakin, dengan dukungan masyarakat, Sakti dapat direalisasikan di seluruh Indonesia.

Kartu Tanda Penduduk Jadi Balibo Ganjar-Mahfud

Hasto menegaskan bahwa baliho Ganjar-Mahfud digantikan dengan KTP, karena mereka membawa program Kartu Tanda Penduduk (KTP) Terpadu Satu Indonesia Sakti.

“Di sana, truk memasang baliho dan kami tidak tahu siapa yang memasangnya dan dana dari mana asalnya,” ujar Hasto.

KTP Ganjar-Mahfud Menjadi Balibo

Dalam kampanye, tim pemenangan tidak perlu khawatir jika pemasangan baliho tidak semasif pasangan calon lainnya. Sebaliknya, tim sukses Ganjar-Mahfud lebih memfokuskan diri pada sosialisasi program-program unggulan kandidatnya melalui tatap muka dengan masyarakat.

Salah satu program utama Ganjar-Mahfud adalah KTP Terpadu Sakti. Program ini bertujuan untuk menyatukan berbagai administrasi kependudukan dalam satu kartu elektronik. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu bolak-balik antar instansi pemerintahan hanya untuk mengurus berkas kependudukan.

KTP Sakti juga diharapkan dapat mengurangi korupsi di sektor administrasi ini. Selain itu, data kependudukan yang terintegrasi diharapkan dapat mempermudah perencanaan pembangunan di daerah. Oleh karena itu, tim sukses lebih memfokuskan kampanye dengan mensosialisasikan program unggulan ini ke masyarakat.

Dengan demikian, KTP Sakti menjadi baliho wla 188 dan identitas kampanye Ganjar-Mahfud. Baliho fisik memang kurang masif, namun program-program konkret inilah yang diharapkan mampu menjangkau masyarakat lebih luas. Program yang bermanfaat bagi masyarakat inilah yang pada akhirnya akan menentukan pilihan mereka di TPS nanti.

Conclusion

Jadi, jangan khawatir kalau spanduk Ganjar-Mahfud tidak semasif pasangan kandidat lain. Seperti kata Hasto, kartu identitas yang mereka janjikan lebih berarti daripada sekadar spanduk. Mereka ingin memfokuskan diri pada program yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat, bukan sekadar kampanye yang menghabiskan dana tak jelas asal-usulnya. Dengan janji KTP Satu Indonesia Sakti, kita bisa yakin bahwa Ganjar-Mahfud adalah pasangan yang mementingkan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, berikan suara Anda untuk mereka pada Pemilu 2024 nanti!

This entry was posted in Indonesia, News and tagged , , . Bookmark the permalink.