Kapal Perang Prancis Hancurkan Drone Yaman di Atas Laut Merah

Apa kabar, teman-teman? Bagaimana harimu? Semoga semuanya baik-baik saja. Hari ini kita akan membahas tentang kapal perang Prancis yang menembak jatuh drone Yaman di Laut Merah. Benar sekali, kapal perang Prancis menghancurkan dua drone yang melintas di atas mereka. Menurut militer Prancis, pada tanggal 9 Desember, fregat Languedoc dari Angkatan Laut Prancis menembak jatuh dua drone yang terbang langsung ke arah mereka dari pantai Yaman. Drone pertama ditembak jatuh sekitar pukul 21.30 pada hari Sabtu, sementara drone kedua ditembak pada sekitar pukul 23.30.

Kapal Perang Prancis Menembak Jatuh 2 Drone Dari Yaman

Kapal perang Prancis menembak jatuh dua drone yang dipercaya diluncurkan dari Yaman di Laut Merah.

“Pada 9 Desember, kapal frigat serbaguna Languedoc Angkatan Laut Prancis menjatuhkan dua drone yang terbang langsung ke arahnya dari pesisir Yaman,” kata militer pada Minggu (10/12/2023).

Drone pertama ditembak jatuh sekitar pukul 21.30 pada Sabtu, sementara drone kedua ditembak pada sekitar pukul 23.30.

Kapal Prancis link idntoto melakukan patroli di perairan internasional di Laut Merah untuk memastikan kebebasan navigasi. Mereka juga berpartisipasi dalam operasi gabungan untuk memerangi kapal selundup dan teroris. Armada Prancis secara teratur beroperasi di Teluk Aden dan Laut Oman.

Menurut sumber militer, kedua drone itu terbang dengan kecepatan tinggi dan dipandu secara otomatis menuju kapal perang Prancis. Mereka dipercaya berasal dari wilayah yang dikendalikan oleh Houthi di Yaman. Militer Prancis mengatakan bahwa kedua drone itu ditembak jatuh sebagai langkah pencegahan untuk melindungi kapal dan awaknya.

Tindakan Prancis ini menunjukkan tekadnya untuk memastikan keamanan pelayaran dan perdagangan di wilayah tersebut. Mereka siap mengambil tindakan tegas terhadap ancaman apa pun terhadap kepentingan nasionalnya atau sekutunya.

Insiden Penembakan Drone Terjadi Di Laut Merah

Pada Sabtu malam, kapal perang Prancis Languedoc menembak jatuh dua drone yang terbang tepat ke arahnya dari pantai Yaman. Drone pertama ditembak jatuh sekitar pukul 21:30, sementara drone kedua ditembak sekitar pukul 23:30.

Kapal perang Prancis melakukan patroli rutin di Laut Merah untuk memastikan keamanan pelayaran internasional. Menurut laporan, kapal perang tersebut tengah berlayar di dekat Selat Bab el-Mandeb ketika mendeteksi dan menembak jatuh dua drone yang dikirim dari arah Yaman.

Deteksi dan Penembakan

Awak kapal perang Prancis mendeteksi keberadaan dua drone yang terbang rendah menuju ke arah mereka. Ketika drone-drone itu mendekat, awak kapal segera bersiap dan menembak jatuh target drone satu per satu dengan meriam yang dimiliki kapal. Tindakan cepat dan tepat dari awak kapal dalam mendeteksi ancaman dan melumpuhkannya membuktikan kemampuan dan kesiagaan tinggi yang dimiliki Angkatan Laut Prancis.

Dalam pernyataannya, Angkatan Laut Prancis menegaskan bahwa tindakan penembakan drone tersebut dilakukan dalam rangka melindungi keselamatan awak kapal dan memastikan keamanan pelayaran di Selat Bab el-Mandeb. Kejadian ini menunjukkan ancaman yang dihadapi kapal-kapal yang melintasi perairan strategis tersebut.

Drone Diperkirakan Diluncurkan Dari Pesisir Yaman

Setelah memeriksa drone tersebut lebih lanjut, militer Prancis percaya bahwa drone-drone tersebut diluncurkan dari pesisir Yaman. Meskipun belum jelas siapa peluncur drone tersebut, kemungkinan besar mereka berasal dari kelompok Houthi yang bermarkas di Yaman. Kelompok Houthi sebelumnya telah menggunakan drone dan rudal untuk menargetkan kapal perang dan fasilitas minyak Saudi Arabia.

Serangan Drone Sebelumnya

Kelompok Houthi sebelumnya telah melakukan serangan drone terhadap kapal perang dan instalasi minyak Arab Saudi. Pada Mei 2019, drone Houthi menargetkan dua pompa minyak di provinsi Saudi Asir dan Najran, menyebabkan kebakaran yang meluas. Serangan drone lainnya terjadi pada Juni 2019, menargetkan Bandar Abha di Asir, melukai 26 orang.

Mengingat sejarah serangan drone Houthi sebelumnya, kemungkinan besar drone yang menarget kapal perang Prancis Languedoc berasal dari kelompok Houthi. Meskipun militer Prancis belum menyebutkan pelaku serangan secara langsung, serangan ini menandakan ancaman drone asimetris yang semakin meningkat di kawasan Teluk.

Ancaman Drone Asimetris

Penggunaan drone oleh kelompok non-negara seperti Houthi memperlihatkan peningkatan ancaman drone asimetris. Drone memberikan keuntungan bagi penggunanya karena relatif murah, mudah digunakan, dan sulit dideteksi. Oleh karena itu, drone semakin populer sebagai senjata pilihan bagi kelompok bersenjata non-negara.

Meskipun drone yang digunakan Houthi kemungkinan besar bukan drone canggih, penggunaannya tetap efektif dalam menimbulkan kerusakan dan korban jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa ancaman drone tidak selalu berasal dari teknologi canggih, tetapi juga dari penggunaannya yang kreatif

Kapal Fregat Prancis Languedoc Berhasil Menembak Jatuh Drone

Setelah berhasil menembak jatuh drone pertama pada pukul 21.30 Sabtu malam, frigate Prancis Languedoc kembali beraksi. Sekitar dua jam kemudian, tepatnya pukul 23.30, kapal perang Prancis itu berhasil menembak jatuh drone kedua yang melaju ke arahnya dari pesisir Yaman.

Keberhasilan Menembak Jatuh Dua Drone

Seperti yang dikonfirmasi militer Prancis pada Minggu (10/12), Languedoc, kapal frigate serbaguna Angkatan Laut Prancis, berhasil menembak jatuh dua buah drone yang melaju langsung ke arahnya dari pesisir Yaman.

Keberhasilan menembak jatuh kedua drone tersebut menunjukkan kemampuan pertahanan diri Languedoc yang handal. Kapal frigate kelas La Fayette ini dilengkapi dengan meriam Oto Melara 76 mm, peluncur rudal MM40 Exocet, dan sistem rudal pertahanan udara MBDA Mistral. Dengan persenjataan lengkap itu, Languedoc mampu melakukan serangan darat, permukaan, dan udara.

Mengingat lokasinya di Laut Merah, salah satu jalur pelayaran internasional yang strategis, keberadaan Languedoc sangat penting untuk menjaga keamanan kawasan. Apalagi, kondisi geopolitik di sekitar Laut Merah cukup kompleks dengan berbagai konflik berkepanjangan di Yaman, Sudan, dan Somalia. Oleh karena itu, kemampuan Languedoc dalam mengantisipasi dan menangkal ancaman dari drone atau pesawat tanpa awak lainnya patut diapresiasi. Hal ini sekaligus menunjukkan komitmen Prancis dalam memelihara stabilitas keamanan di kawasan Laut Merah.

Prancis Meningkatkan Pengawasan Di Perairan Strategis

Prancis meningkatkan pengawasan di perairan strategis untuk melindungi jalur perdagangan dan menghadapi ancaman drone yang semakin meningkat.

Dengan menembak jatuh dua drone di atas Laut Merah pada Desember 2023, Angkatan Laut Prancis menunjukkan kesiapannya untuk menghadapi serangan yang tidak biasa ini. Menurut komandan kapal, kedua drone terbang langsung menuju kapal frigat Languedoc dari pesisir Yaman. Drone pertama ditembak jatuh sekitar pukul 21:30 pada hari Sabtu, sementara yang kedua ditembak pukul 23:30.

Meningkatnya Ancaman Drone

Penembakan drone ini menandai peningkatan ancaman drone di kawasan tersebut. Militer Yaman diduga telah menggunakan drone untuk menargetkan objek-objek di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, sekutu Prancis. Prancis khawatir serangan drone dapat menargetkan kapal-kapal perang dan kapal tanker minyak yang melintasi Selat Bab el-Mandeb di Laut Merah.

Patroli Rutin dan Pengawasan Ketat

Untuk menghadapi ancaman ini, Angkatan Laut Prancis secara rutin melakukan patroli di perairan Laut Merah dan Teluk Aden. Mereka juga bekerja sama dengan sekutu di kawasan tersebut untuk berbagi informasi intelijen dan memperkuat pengawasan udara dan laut. Pengawasan yang lebih ketat diperlukan untuk melindungi kapal dan awak kapal dari serangan mendadak.

Dalam beberapa tahun terakhir, serangan drone telah menjadi ancaman yang semakin serius bagi keamanan maritim. Prancis berkomitmen untuk terus berpatroli dan menjaga keamanan di perairan strategis guna melindungi kepentingan nasional dan internasional. patroli dan pengawasan yang lebih ketat akan membantu mencegah insiden serupa di masa depan.

Conclusion

Nah, pada akhirnya Prancis menunjukkan bahwa mereka tidak main-main soal keamanan dan kedaulatan. Dengan menembak jatuh dua drone yang menuju kapal perang mereka di Laut Merah, Prancis mengirimkan pesan yang jelas kepada siapa pun di Timur Tengah yang berpikir bisa menguji kekuatan militer mereka. Meskipun belum jelas siapa yang mengendalikan drone itu, kemungkinan besar berasal dari pemberontak Houthi di Yaman, Prancis tidak peduli. Mereka akan melindungi kapal dan awak kapal mereka dengan segala cara. Jadi, pikirkan dua kali sebelum mencoba mengganggu Prancis di perairan internasional. Mereka siap membalas dengan cepat dan tegas. Dan itu yang bisa kita pelajari dari insiden kecil ini di Laut Merah.

This entry was posted in News, World and tagged , . Bookmark the permalink.